Rabu, 30 Desember 2015

ARTIKEL MULTIMEDIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI MODEL TREFINGGER 

Perkembangan di era globalisasi ini menuntut individu untuk memiliki kemampuan komunikasi dan kreatifitas yang sangat baik. Untuk menghadapi permasalahan yang ada sekarang ini harus ada peningkatan dari segi sumber daya manusia (SDM). Karena sekarang ini manusia di hadapkan dengan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kreatifitas adalah melalui pendidikan. Di bidang pendidikan kemapuan komunikasi dan kreatifitas sangat berperan. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dan kreatifitas siswa. Dengan seperti itu maka dunia pendidikan berkontribusi besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang nantinya memiliki kemampuan komunikasi dan kreatifitas yang baik. Mengembangkan kemampuan kreatifitas dan pemecahan masalah bagi siswa adalah melalui pembelajaran matematika. Kemampuan kreatifitas adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Menurut E. Mulyasa (2007: 13) pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya. Sedangkan tujuan umum pendidikan sendiri yaitu: meletakkan dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut. Kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat berkembang dengan sendirinya. Disini diperlukan peran guru untuk membantu membimbing siswa dalam mengembangkan berpikir secara logis, kreatif, cerdas, rasa ingin tahu dan terbuka. Pembelajaran matematika bukan hanya sekedar berhitung tanpa ada makna,pembelajaran matematika seharusnya mengembangkan kemampuan siswa dan membuat siswa berperan aktif. Pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting untuk menciptakan siswa yang berkualitas. Pembelajaran bukan hanya berpusat pada guru saja tetapi siswa juga harus berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Pihak sekolah ataupun guru harus mnegembangkan proses pembelajaran yang mampu menarik siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa harus lebih diajak aktif dalam berbagai pembelajaran yang dilakukan supaya kemampuan kreatifitas siswa meningkat dan siswa tidak hanya menghafal dan memahami tetapi siswa juga melaksanankannya dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang dilakukan guru sekarang ini kurang mampu membuat siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Metode pembelajaran yang diterapkan hanyalah sebatas guru menerangkan, memberi contoh,dan memberi latihan. Metode pembelajaran seperti ini tidak akan mampu membuat siswa menjadi berpikir kreatif. Salah satu metode yang dapat menyelesaikan masalah mengenai kemampuan berpikir kreatif adalah metode pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Trefingger. Metode pembelajaran dengan menggunakan model Trefingger adalah suatu strategi pembelajaran yang dikembangkan dari model belajar kreatif yang bersifat developmental dan mengutamakan segi proses. Strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Treffinger yang berdasarkan kepada model belajar kreatifnya (Sunata, 2008: 15). Model Trefingger memiliki tiga tahapan pembelajaran yaitu, 1. Tahap Pengembangan Fungsi Divergen Pada tahap ini penekanannya keterbukaan pada gagasan – gagasan baru dan berbagai kemungkinan atau alternatif penyelesaian. Kegiatan – kegiatan pada tahap ini tidak mengarah kepada ditemukannya satu jawaban yang benar tetapi ada sejumlah kemungkinan jawaban dari penerimaan banyak gagasan dan jawaban yang berbeda. Tujuan dari tahap pengembangan fungsi – fungsi divergen ini adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 2. Tahap Pengembangan Berfikir dan Merasakan Secara Lebih Kompleks Pada tahap ini penekanannya pada penggunaan gagasan dalam situasi kompleks disertai ketegangan dan konflik. Siswa diajak untuk meluaskan pemikiran mereka dan berperan serta dalam kegiatan – kegiatan yang lebih majemuk dan menantang serta mempersiapkan siswa untuk menjadi mandiri dalam menghadapi masalah atau tantangan dengan cara yang kreatif. Tujuan dari teknik pada tahap ini adalah untuk memahami konsep serta menambah wawasan dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi selanjutnya 3. Tahap Keterlibatan Dalam Tantangan Nyata Pada tahap ini, siswa menggunakan kemampuan mereka dengan cara – cara yang bermakna untuk kehidupannya. Siswa tidak hanya belajar kemampuan berfikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka. Pengtreffingeran (conditioning) dapat meningkatkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menyajikan masalah secara matematik, menemukan kata kunci permasalahan, mengembangkan metode penyelesaian masalah yang efektif dan menemukan solusi masalah yang tepat akan meningkat. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Treffinger dianggap dapat meningkatkan berfikir kreatif matematik siswa karena melatih siswa untuk mengungkapkan gagasannya secara kreatif yang pada akhirnya siswa akan mampu menemukan cara yang paling efektif untuk memecahkan sebuah masalah. Selain itu, model ini juga melibatkan aspek afektif dalam pemecahan masalah yang membuat siswa dapat memehami situasi dan kondisi dalam suatu permasalahan Dalam pembelajaran matematika, siswa sering dihadapkan pada masalah yang rumit. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan. Berpikir kreatif adalah kemampan mendayagunakan potensi yang dimiliki yang muncul dari berbagai keadaan. Menurut psikolog Robert W. Olson, hambatan-hambatan seseorang untuk menjadi kreatif antara lain: a. Kebiasaan b. Waktu c. Dibanjiri masalah d. Tidak ada masalah e. takut gagal f. Kebutuhan akan sebuah jawaban h. takut bersenang-senang i. Dibutuhkan ide-ide dan gagasan yang fleksibel A. Definisi Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Berpikir kreatif menggunakan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sudah nyata ada dan di dalam pikiran kitalah sesungguhnya proses nyata itu berlangsung. Proses ini tidak harus selalu menciptakan suatu konsep-konsep baru, walaupun hasil akhirnya mungkin akan tampak sebagai sesuatu yang baru hasil dari penggabungan dua atau lebih dari konsep-konsep yang sudah ada. Cara berpikir kreatif adalah cara berpikir yang dipenuhi dengan ide atau gagasan dalam mengembangkan daya imajinasi. Berpikir kreatif adalah kemampan mendayagunakan potensi yang dimiliki yang muncul dari berbagai keadaan. Menurut psikolog Robert W. Olson, hambatan-hambatan seseorang untuk menjadi kreatif antara lain: a. Kebiasaan: kebiasaan dalam melaksanakan pekerjaan yang sama dengan cara yang sama. b. Waktu: kesibukan sering dijadikan alasan untuk tidak kreatif, padahal setiap orang, baik yang kreatif sekalipun.mempunyai waktu yang sama 1 hari 24 jam c. Dibanjiri masalah: Hidup tidak terlepas dari yang namanya masalah, Tetapi jika kita mempu menentukan skala prioritas, maka kita dapat memandang semua masalah tantangan kreatif d. Tidak ada masalah: Kita adalah makhluk pemecah masalah yang terus-menerus menghadapi dan memecahkan sejumlah masalah. Jika masalah kita dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasan kita tidak akan pernah mempunyai masalah. e. Takut gagal: kegagalan manusia dalam berusaha dapat berbentuk pengasingan, kritik, kehilangan waktu,kecelakaan. Akan tetapi, lebih baik gagal dari pada tidak pernah mencoba f. Kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang: Manusia tidak mau mengalami kesulitan karena tidak memiliki jawaban langsung. Jadi ketika masalah dikemukakan, kita secara langsung memberikan pemecahan. g. Kurang memperluas wawasan: Setiap orang harus terus belajar mengembangkan diri, memperluas wawasan dengan membaca dan praktik. h. Takut bersenang-senang: Manusia sering tidak sadar bahwa rileks, bergembira, dan santai merupakan aspek-aspek penting dari proses pemecahan masalah secara kreatif, sedangkan situasi tegang dan stres akan menumpulkan kreativitas seseorang. i. Dibutuhkan ide-ide dan gagasan yang fleksibel: Setiap gagasan dan ide baru dab segar akan selalu merangsang kreativitas seseorang, akan tetapi ide pemecahan masalah di suatu B. Pengertian Model Trefingger Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif merupakan salah satu dari sedikit model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Denagan melibatkan, baik keterampilan kognitif maupun afektif pada setiap tingkat pada model ini, Treffinger menunjukan saling hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mendorong belajar kreatif. Model Treffinger adalah suatu strategi pembelajaran yang dikembangkan dari model belajar kreatif yang bersifat developmental dan mengutamakan segi proses. Strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Treffinger yang berdasarkan kepada model belajar kreatifnya (Sunata, 2008: 15). Dalam pembelajaran ini, penyajian materi dilakukan melalui permainan, diskusi, bermain peran, dan lain-lain. Dengan demikian siswa tidak semata-mata dituntut untuk belajar sesuatu materi dari suatu bahan ajar. Dampak dari hal tersebut di atas adalah memotivasi kreativitas siswa dan pada akhirnya siswa akan mendapatkan rasa senang, puas dan pengalaman terbaik dalam hidupnya. Model Trefingger memiliki tiga tahapan pembelajaran yaitu, 4. Tahap Pengembangan Fungsi Divergen Pada tahap ini penekanannya keterbukaan pada gagasan – gagasan baru dan berbagai kemungkinan atau alternatif penyelesaian. Kegiatan – kegiatan pada tahap ini tidak mengarah kepada ditemukannya satu jawaban yang benar tetapi ada sejumlah kemungkinan jawaban dari penerimaan banyak gagasan dan jawaban yang berbeda. Tujuan dari tahap pengembangan fungsi – fungsi divergen ini adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 5. Tahap Pengembangan Berfikir dan Merasakan Secara Lebih Kompleks Pada tahap ini penekanannya pada penggunaan gagasan dalam situasi kompleks disertai ketegangan dan konflik. Siswa diajak untuk meluaskan pemikiran mereka dan berperan serta dalam kegiatan – kegiatan yang lebih majemuk dan menantang serta mempersiapkan siswa untuk menjadi mandiri dalam menghadapi masalah atau tantangan dengan cara yang kreatif. Tujuan dari teknik pada tahap ini adalah untuk memahami konsep serta menambah wawasan dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi selanjutnya 6. Tahap Keterlibatan Dalam Tantangan Nyata Pada tahap ini, siswa menggunakan kemampuan mereka dengan cara – cara yang bermakna untuk kehidupannya. Siswa tidak hanya belajar kemampuan berfikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka. Pengtreffingeran (conditioning) dapat meningkatkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menyajikan masalah secara matematik, menemukan kata kunci permasalahan, mengembangkan metode penyelesaian masalah yang efektif dan menemukan solusi masalah yang tepat akan meningkat. Penggunaan Model Treffinger Mungkin sumbangan terbesar dari model mendorong belajar kreatif adalah terhadap pengembangan kurikulum siswa berbakat yang menunjukan peningkatan dari keterampilan tidak terbatas pada keterampilan dasar. Model ini menunjukan secara grafis bahwa belajar kreatif mempunyai tingkat dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Treffinger dianggap dapat meningkatkan berfikir kreatif matematik siswa karena melatih siswa untuk mengungkapkan gagasannya secara kreatif yang pada akhirnya siswa akan mampu menemukan cara yang paling efektif untuk memecahkan sebuah masalah. 

 DAFTAR PUSTAKA 

Faizah, Ulfa Aminatul. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik di MTs Futuhiyyah 2 Mraggen Melalui Pemberian Soal Open-Ended. [Online]. [ 1 November 2014]. 
Maryati,Y. (2007). Perbandingan Peningkatan Prestasi Beajar Matematika antara Siswa SMP Yang Mendapat Pembelajaran Model Penemuan Terbimbing dan Model Trefingger. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan Rosyid. (2010). Skripsi Pengaruh 
 Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII di MTs Negeri Babakan Ciwaringin Cirebon . [Online]. http://www.Rosyid.info/2010/06/berfikirkreatif.html. [20 November 2014]. Suherman, Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: Suriany, Erma. (2013). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Math-Talk Learning Community.[Online]. Tersedia : respository.upi.edu. [20 November 2014].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar